Selasa, 20 Maret 2012

Cerpen : Pasminah Cantik untuk Mama


Mama adalah superwoman bagiku. Setiap harinya pagi-pagi sekali dia sudah sibuk dengan pekerjaannya di kantor, karena itulah kami, aku dan Liliph adikku yang berumur 6 tahun harus belajar mandiri. Seringkali aku merasa sedih melihat Liliph yang tertegun melihat teman-teman SD-nya tertawa bahagia dijemput orang tuanya, terutama para ibu sambil membawakan mainan atau ice cream untuk anaknya. “Sudahlah Dik, ayo kita pulang.” ujarku. Liliph tergopoh-gopoh berlari kecil menyusul, kemudian menggengam tanganku.
Mama pulang menjelang malam, saat Liliph sudah terlelap dan aku sendiri sedang belajar serta menyiapkan buku untuk esok. Aku membuka pintu kamar mama perlahan, kulihat wajah lelahnya di tempat tidur sambil memejamkan mata, kuamati sosok wajah wanita yang mulai keriput namun masih cantik. Sebenarnya hari ini aku ingin menceritakan pada mama tentang ulah Brenda di sekolah, anak nakal itu sudah jahil dan berani menyembunyikan kotak pensilku. “Ah sudahlah! mama pasti sedang capek hari ini.” Gumamku dalam hati.
Keluarga kecil kami tidak sesempurna dulu, setelah papa meninggal. Beliau pergi saat anak-anaknya masih kecil dan membutuhkan kasih sayangnya. Jadilah, mama yang tadinya seorang ibu rumah tangga harus pontang-panting mencari kerja untuk menghidupi kedua anaknya. Mamaku yang cuek, tidak seperti ibu-ibu kebanyakan. Dimana para ibu mengenakan baju gamis ala Syahrini dan memakai pasminah warna senada, dia berpotongan cepak dan memakai celana panjang serta baju yang praktis.
“Loli-ku sayang, maaf ya nak mama tidak sempat datang di acara lomba pidato bahasa Inggrismu. Tapi mama yakin, anak pintar pasti juara.” Mama kemudian tersenyum dan memelukku. Beliau memberi hadiah boneka beruang kecil, yang sejak lama hanya bisa kulihat di etalase toko seberang rumah. Hal itu selalu membuatku bersemangat dan belajar lebih giat.
“Bu, biayanya sebesar…”, Suara seseorang membuyarkan lamunanku. Kemudian aku bergegas membayar dan menuju sebuah lorong memasuki kamar yang bersih dan bercat putih. Wanita tua di kursi menyambutku dengan senyuman, di telapak tangannya yang kurus menempel jarum infus dan kedua bola matanya tak sejernih dulu namun memancarkan aura kasih sayang yang tulus. Aku mendekati perlahan dan memasangkan pasminah cantik di kepalanya yang kini hanya berhiaskan beberapa helai rambut, setelah kanker menggerogoti tubuhnya. “Ma, ayo Loli temani mama jalan-jalan ditaman.” Dengan obrolan yang renyah kami berdua beriringan keluar dari kamar tersebut. Aku bersyukur kini aku sudah memiliki pekerjaan tetap di bank swasta dan ganti membiayai mama. Sedangkan Liliph mendapat beasiswa di Jerman dan meneruskan sekolahnya.
We always love u mom :*

1 komentar:

  1. Wynn casino is a joke | DRMCD
    You'll 여주 출장안마 need a good VPN to 파주 출장샵 access Wynn's 청주 출장안마 email service. This is why I recommend 여수 출장마사지 that 충청북도 출장샵 users opt out if they don't have an internet connection.

    BalasHapus