Mama
adalah superwoman bagiku. Setiap harinya pagi-pagi sekali dia sudah sibuk
dengan pekerjaannya di kantor, karena itulah kami, aku dan Liliph adikku yang
berumur 6 tahun harus belajar mandiri. Seringkali aku merasa sedih melihat Liliph
yang tertegun melihat teman-teman SD-nya tertawa bahagia dijemput orang tuanya,
terutama para ibu sambil membawakan mainan atau ice cream untuk anaknya. “Sudahlah
Dik, ayo kita pulang.” ujarku. Liliph tergopoh-gopoh berlari kecil menyusul, kemudian
menggengam tanganku.
Mama
pulang menjelang malam, saat Liliph sudah terlelap dan aku sendiri sedang
belajar serta menyiapkan buku untuk esok. Aku membuka pintu kamar mama
perlahan, kulihat wajah lelahnya di tempat tidur sambil memejamkan mata, kuamati
sosok wajah wanita yang mulai keriput namun masih cantik. Sebenarnya hari ini
aku ingin menceritakan pada mama tentang ulah Brenda di sekolah, anak nakal itu
sudah jahil dan berani menyembunyikan kotak pensilku. “Ah sudahlah! mama pasti
sedang capek hari ini.” Gumamku dalam hati.
Keluarga
kecil kami tidak sesempurna dulu, setelah papa meninggal. Beliau pergi saat
anak-anaknya masih kecil dan membutuhkan kasih sayangnya. Jadilah, mama yang
tadinya seorang ibu rumah tangga harus pontang-panting mencari kerja untuk
menghidupi kedua anaknya. Mamaku yang cuek, tidak seperti ibu-ibu kebanyakan.
Dimana para ibu mengenakan baju gamis ala Syahrini dan memakai pasminah warna
senada, dia berpotongan cepak dan memakai celana panjang serta baju yang
praktis.
“Loli-ku
sayang, maaf ya nak mama tidak sempat datang di acara lomba pidato bahasa
Inggrismu. Tapi mama yakin, anak pintar pasti juara.” Mama kemudian tersenyum
dan memelukku. Beliau memberi hadiah boneka beruang kecil, yang sejak lama
hanya bisa kulihat di etalase toko seberang rumah. Hal itu selalu membuatku
bersemangat dan belajar lebih giat.
“Bu, biayanya sebesar…”,
Suara seseorang membuyarkan lamunanku. Kemudian aku bergegas membayar dan
menuju sebuah lorong memasuki kamar yang bersih dan bercat putih. Wanita tua di
kursi menyambutku dengan senyuman, di telapak tangannya yang kurus menempel
jarum infus dan kedua bola matanya tak sejernih dulu namun memancarkan aura
kasih sayang yang tulus. Aku mendekati perlahan dan memasangkan pasminah cantik
di kepalanya yang kini hanya berhiaskan beberapa helai rambut, setelah kanker
menggerogoti tubuhnya. “Ma, ayo Loli temani mama jalan-jalan ditaman.” Dengan
obrolan yang renyah kami berdua beriringan keluar dari kamar tersebut. Aku
bersyukur kini aku sudah memiliki pekerjaan tetap di bank swasta dan ganti membiayai
mama. Sedangkan Liliph mendapat beasiswa di Jerman dan meneruskan sekolahnya.
We always love u mom :*
Wynn casino is a joke | DRMCD
BalasHapusYou'll 여주 출장안마 need a good VPN to 파주 출장샵 access Wynn's 청주 출장안마 email service. This is why I recommend 여수 출장마사지 that 충청북도 출장샵 users opt out if they don't have an internet connection.